SEMARANG , Semarang United sukses menjaga keangkeran Stadion Jatidiri. Menjamu Bali De Vata pada partai lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) kemarin, tim berjuluk Blue Devils tersebut kembali sukses merengkuh kemenangan dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal tuan rumah dicetak M Yusuf saat pertandingan sudah memasuki menit ke 87.
Keputusan Edy Paryono yang memasukkan M Yusuf menggantikan Komang Mariawan di menit 55 berbuah maksimal. Memanfaatkan umpan Amancio Fortes yang sudah dalam kepungan pemain belakan lawan, Yusuf sukses mengecoh I Ngurah Komang Arya.
Seperti pada laga-laga yang telah dijalani, performa tim besutan Edy Paryono itu juga masih angin-anginan. Sejumlah peluang yang berhasil diciptakan di depan gawang Bali De Vata gagal berbuah gol. Misalnya tendangan bola mati Amarildo Souza di menit 51 yang masih mampu diblok Ngurah Komang. Begitu juga dengan aksi M Yusuf yang sudah tinggal berhadapan dengan penjaga gawang di menit 55, masih mampu dijinakkan Ngurah Komang.
Sejatinya, Semarang United mampu unggul lebih dari satu gol ketika wasit memberikan penalti di menit 74 setelah M Yusuf dijatuhkan penjaga gawang I Ngurah Komang Arya. Namun, Quintieri Raffaele Simone yang ditunjuk sebagai algojo gagal menjalankan tugasnya. Tendangan striker asal Italia itu membentur gawang Bali De Vata.
Bali De Vata bukan tanpa perlawanan. Striker asingnya Ilia Spasojevic berkali-kali mengancam gawang tuan rumah yang dikawal Yoga Wahyu Arif. Bahkan, aksi gelandang Jeno Wiliantara di menit 83 yang mampu melewati dua pemain belakang Semarang United nyaris membobol gawang Yoga Wahyu. Beruntung, tendangannya yang lemah masih melebar ke sisi gawang.
Kemenangan ini langsung mengantarkan Blue Devils ke peringkat kelima klasemen sementara dengan 9 poin dari tiga kali menang dan satu kali kalah. Sedangkan, Bali De Vata berada di posisi ketiga dengan sepuluh poin dari tiga kali menang, satu seri, dan satu kali menelan kekalahan.
Pelatih Semarang United Edy Paryono mengakui masih banyak kelemahan yang ada di tubuh pasukannya. Ini menjadi catatan tersendiri bagi pelatih yang akrab disapa EP tersebut sebelum melakukan laga tandang melawan tuan rumah Cendrawasih Papua pada 19 Februari mendatang.
Dia mengakui Bali De Vata memiliki pemain-pemain yang berkualitas. Pasukannya juga selalu kerepotan saat perebutan wilayah di sektor tengah. Namun, instruksi untuk langsung menembus lini pertahanan lawan berjalan baik dan akhirnya berbuah gol. ”Meskipun secara permainan tim kami belum sepenuhnya puas, akan tetapi hasil ini tetap pantas disyukuri. Kemenangan ini tidak terlepas dari kinerja seluruh pemain,” kata EP.
Sedangkan, arsitek Bali De Vata asal Belanda Willy Scheepers menyatakan, ada lima sampai enam pemainnya yang tampil di bawah level terbaiknya. Kondisi itulah yang membuat Semarang United mampu mencuri gol di menit-menit akhir. ”Akan tetapi, kekalahan ini tidak perlu terlalu disesali, kami harus segera bersiap diri menuju laga selanjutnya melawan Persebaya 1927,” jelasnya. (kukuh setiawan/sindo)
Keputusan Edy Paryono yang memasukkan M Yusuf menggantikan Komang Mariawan di menit 55 berbuah maksimal. Memanfaatkan umpan Amancio Fortes yang sudah dalam kepungan pemain belakan lawan, Yusuf sukses mengecoh I Ngurah Komang Arya.
Seperti pada laga-laga yang telah dijalani, performa tim besutan Edy Paryono itu juga masih angin-anginan. Sejumlah peluang yang berhasil diciptakan di depan gawang Bali De Vata gagal berbuah gol. Misalnya tendangan bola mati Amarildo Souza di menit 51 yang masih mampu diblok Ngurah Komang. Begitu juga dengan aksi M Yusuf yang sudah tinggal berhadapan dengan penjaga gawang di menit 55, masih mampu dijinakkan Ngurah Komang.
Sejatinya, Semarang United mampu unggul lebih dari satu gol ketika wasit memberikan penalti di menit 74 setelah M Yusuf dijatuhkan penjaga gawang I Ngurah Komang Arya. Namun, Quintieri Raffaele Simone yang ditunjuk sebagai algojo gagal menjalankan tugasnya. Tendangan striker asal Italia itu membentur gawang Bali De Vata.
Bali De Vata bukan tanpa perlawanan. Striker asingnya Ilia Spasojevic berkali-kali mengancam gawang tuan rumah yang dikawal Yoga Wahyu Arif. Bahkan, aksi gelandang Jeno Wiliantara di menit 83 yang mampu melewati dua pemain belakang Semarang United nyaris membobol gawang Yoga Wahyu. Beruntung, tendangannya yang lemah masih melebar ke sisi gawang.
Kemenangan ini langsung mengantarkan Blue Devils ke peringkat kelima klasemen sementara dengan 9 poin dari tiga kali menang dan satu kali kalah. Sedangkan, Bali De Vata berada di posisi ketiga dengan sepuluh poin dari tiga kali menang, satu seri, dan satu kali menelan kekalahan.
Pelatih Semarang United Edy Paryono mengakui masih banyak kelemahan yang ada di tubuh pasukannya. Ini menjadi catatan tersendiri bagi pelatih yang akrab disapa EP tersebut sebelum melakukan laga tandang melawan tuan rumah Cendrawasih Papua pada 19 Februari mendatang.
Dia mengakui Bali De Vata memiliki pemain-pemain yang berkualitas. Pasukannya juga selalu kerepotan saat perebutan wilayah di sektor tengah. Namun, instruksi untuk langsung menembus lini pertahanan lawan berjalan baik dan akhirnya berbuah gol. ”Meskipun secara permainan tim kami belum sepenuhnya puas, akan tetapi hasil ini tetap pantas disyukuri. Kemenangan ini tidak terlepas dari kinerja seluruh pemain,” kata EP.
Sedangkan, arsitek Bali De Vata asal Belanda Willy Scheepers menyatakan, ada lima sampai enam pemainnya yang tampil di bawah level terbaiknya. Kondisi itulah yang membuat Semarang United mampu mencuri gol di menit-menit akhir. ”Akan tetapi, kekalahan ini tidak perlu terlalu disesali, kami harus segera bersiap diri menuju laga selanjutnya melawan Persebaya 1927,” jelasnya. (kukuh setiawan/sindo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar